KOLABORASI DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA (STUDI KASUS WISATA DANAU RUSA DI KABUPATEN KAMPAR)
DOI:
https://doi.org/10.56444/jma.v7i2.452Keywords:
Collaborative Governance, Objek Wisata Danau RusaAbstract
Wisata Danau Rusa merupakan salah satu wisata yang dikembangkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar. Konsep collaborative governance sangat penting dalam penerapan kolaborasi pengembangan destinasi wisata karena dalam kolaborasi ini tidak hanya melibatkan pemerintah saja, melainkan melibatkan masyarakat dan pokdarwis. Kolaborasi ini bertujuan untuk mengembangkan wisata danau rusa di Kabupaten Kampar dan untuk meningkatkan pendapatan daerah. Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang bersifat deskriptif. Teori yang digunakan adalah teori Purwanti yaitu: 1.Principled Engagement (Keterlibatan Prinsip), 2. Shared Motivation (Motivasi Bersama), 3. Capacity for Join action (Kapasitas Untuk Bergabung). Hasil dari penelitian ini adalah program pengembangan destinasi wisata yang sudah berjalan dengan baik karena dibuktikan dengan adanya keterlibatan prinsip yang baik, motivasi bersama yang sudah dipahami, dan keterlibatan prinsip yang telah dijalankan oleh pihak yang berkolaborasi. Adapun faktor penghambatnya yaitu faktor sumber daya manusia, faktor partisipasi masyarakat dan anggaran yang minim.
References
JURNAL
Abdullah, A. F., Wolber, P. G., Warfield, J. R., & Gunadi, I. K. (1988). Surgical management of extreme lateral lumbar disc herniations: review of 138 cases. Neurosurgery, 22(4), 648-653.
Adi, A. I. P. A., Damayanti, S., & Wedayanti, N. P. L. (2018). Ama dalam Drama Amachan Karya Kankuro Kudo. Humanis, 22(3), 618-625.
Agranoff, Robert & Michael McGuire. 2003. Collaborative Public Management : New Strategies for Local Governments, Washington, D.C. Georgetown University Press.
Burnham, D. J., Santoso, S., & Muljadi, E. (2009, July). Variable rotor-resistance control of wind turbine generators. In 2009 IEEE Power & Energy Society General Meeting (pp. 1-6). IEEE.
Dwiyanto, Agus.2011. Manajemen pelayanan publik: peduli, inklusif, dan kolaboratif. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press
Emerson, R. W. (2013). from Nature. In Writing New England (pp. 36-48). Harvard University Press.
Emerson, K., Nabatchi, T., & Balogh, S. (2012). An integrative framework for collaborative governance. Journal of public administration research and theory, 22(1), 1-29.
Emerson, Kirk dan Tina Nabatchi. 2015. Collaborative Governance Regimes. Washington DC : Georgetown University Press.
Fendt, Thomas Christian. 2010. Introducing Electronic Suplly Chain Collaboration in China: Evidence from Manufacturing Industries. Berlin: Universitas verlag der Technischen Universitat Berlin.
Harley, James & Blismas, Nick. (2010). An Anatomy of Collaboratuon Within the Online Environment, Dalam Anandarajan, Murugan (ed), eResearch Collaboration: Theory, Techniques and Challengers, Hlm.15-32, Heidelberg: Springer International Publishing.
Holzer, M. (2012). An Analysis of Collaborative Governance Models the Context of Shared Servis. Information Age Publishing.
Jonathan (2004) mendefinisikan kolaborasi sebagai proses interaksi di antara beberapa orang yang berkesinambungan.
Joyosuharto, S. (1995). Aspek Ketersdiaan (Suplay) dan Tuntutan Kebutuhan (Demand) dalam Pariwisata.
Khotimah, K., Wilopo, W., & DAN HAKIM, L. (2017). Strategi pengembangan destinasi pariwisata budaya (Studi kasus pada kawasan Situs Trowulan sebagai Pariwisata Budaya Unggulan di Kabupaten Mojokerto).
Kirana, C. A. D., & Artisa, R. A. (2020). Pengembangan Desa Wisata Berbasis Collaborative Governance di Kota Batu. Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik, 6(1), 68-84.
Kodhyat, H. (1983). Diperlukan Pengertian yang Lebih Komprehensif. Kompas (21 Semptember, 1983), hlm. IV.
Ladiana, N. (2013). Kolaborasi Pengembangan Destinasi Wisata Tampora Desa Kalianget Kecamatan Banyuglugur Kabupaten Situbondo (Doctoral dissertation, Program Studi Ilmu Administrasi Negara Jurusan Ilmu Adminitrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember.).
Murdiastuti, A., & Rohman, H. (2014). Kebijakan pengembangan pariwisata berbasis democratic governance.
Muljadi, A. J., & Nurhayati, S. (2002). Pengertian pariwisata. Kursus Tertulis Pariwisata Tingkat Dasar. Modul I.
Musanef (Drs.). (1995). Manajemen usaha pariwisata di Indonesia. Gunung Agung.
Pendit, N. S. (2002). Ilmu pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita.
Rangkuti, F. (2013). Strategi promosi yang kreatif dan analisis kasus. Gramedia Pustaka Utama
Rilley, John. M. 2003. Stakeholder In Rural Development: Critical Collaboration In State-NGO Parnership. London, Sage Publication. 2000.
Simatupang, T.M. & Sridharan, R. 2008. Design For Supply Chain Collaboration. Business Process Management Journal, 14(3): 401-418.
Sugiama, A. G. (2011, November). Analisis diskriminan persepsi wisatawan terhadap kualitas komponen kepariwisataan di kawasana wisata agro. In Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar (Vol. 2, pp. 207-215).
Sunaryo, B. (2013). Kebijakan pembangunan destinasi pariwisata: konsep dan aplikasinya di Indonesia. Gava Media.
Syukur, A. M. (1988). Perkembangan dan Penerapan Studi Implementasi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara RI.
Thomson, G. R., Perry, B. D., Catley, A., Leyland, T. J., Penrith, M. L., & Donaldson, A. I. (2006). Certification for regional and international trade in livestock commodities: the need to balance credibility and enterprise. Veterinary record, 159(2), 53-57.
Wanna, John, 2008, Collaborative Government: meanings, dimensions, drivers and outcomes, dalam O‟Flynn, Jannie & Wanna, John. Collaborative governance: a new era of public policy in Australia?, Canberra: Australian National University E Press
Yoeti, O. A. (2001). Ilmu pariwisata: sejarah, perkembangan dan prospeknya. Jakarta: Pertja.
Yoety, O. A. (2008). Ekonomi pariwisata: introduksi, informasi, dan aplikasi. Penerbit Buku Kompas.
Zakaria, F., & Suprihardjo, R. (2014). Konsep pengembangan kawasan desa wisata di desa bandungan kecamatan pakong kabupaten pamekasan. Jurnal teknik ITS, 3(2), C245-C249.
BUKU
Charalabidis, Y., Triantafillou, A., Karkaletsis, V., & Loukis, E. (2012, September). Public Policy Formulation Through Non Moderated Crowdsourcing In Social Media. In International Conference On Electronic Participation (Pp. 156-169). Springer, Berlin, Heidelberg.
Creswell, J. W., & Poth, C. N. (2016). Qualitative Inquiry And Research Design: Choosing Among Five Approaches. Sage Publications.
Donahue, J. Dan Richard, Zeckhauser.(2011). Collaborative Governance: Private Roles For Public Goals In Turbulent Times.
Fendt, T. C. (2010). Introducing Electronic Supply Chain Collaboration In China: Evidence From Manufacturing Industries (Vol. 15). Univerlagtuberlin.
Harley, J., & Blismas, N. (2010). An Anatomy Of Collaboration Within The Online Environment. In E-Research Collaboration (Pp. 15-34). Springer, Berlin, Heidelberg.
Herdiansyah, H. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika, 8.
Joyosuharto, S. (1995). Aspek Ketersediaan (Supply) Dan Tuntutan Kebutuhan (Demand) Dalam Pariwisata. Fandeli, Chafid (Ed.).
Kodhyat, H. (1983). Pariwisata Indonesia. Pt. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.Kep.
Mardiasmo, M. B. A. (2011). Perpajakan (Edisi Revisi). Penerbit Andi. Mathew, B. Miles & A. Michael Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif.
Murdiastuti, A., & Rohman, H. Suji, 2014. Kebijakan Pengembangan Pariwisata Berbasis Democratic Govern-Ance. Pustaka Radja, Surabaya.
O'flynn, J., & Wanna, J. (2008). Collaborative Governance: A New Era Of Public Policy In Australia? (P. 201). Anu Press.
Pendit, N. S. (1999). Wisata Konvensi. Potensi Gede Bisnis Besar Pt Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Pendit, N. S. (2002). Ilmu Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita.
Pitana, I. (2009). Gde Dan I Ketut Surya Diarta. Pengatar Ilmu Pariwisat, Penerbit Andi, Jakarta.
Raharja, S. U. J. (2008). Model Kolaborasi Dalam Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Citarum. Disertasi. Fisip Pasca Sarjana Universitas Indonesia. Jakarta: Ui.
Rangkuti, F. (2013). Strategi Promosi Yang Kreatif Dan Analisis Kasus. Gramedia Pustaka Utama.
Rangkuti, F. (2013). Swot–Balanced Scorecard. Gramedia Pustaka Utama.
Sugiama, A. G. (2011). Ecotourism: Pengembangan Pariwisata Berbasis Konservasi Alam. Bandung, Guardaya Intimarta, 17, 18.
Sugiyono, D. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono, P. D. (2013). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta, Cv.
Suwantoro, G. (2004). Basics Of Tourism. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Syani, A. (1995). Sosiologi Dan Perubahan Masyarakat. Lampung: Pustaka Jaya. Wang, Y., & Pizam, A. (Eds.). (2011). Destination Marketing And Management:
Theories And Applications. Cabi.
Wisdom, J., & Creswell, J. W. (2013). Mixed Methods: Integrating Quantitative And Qualitative Data Collection And Analysis While Studying Patient-Centered Medical Home Models. Rockville: Agency For Healthcare Research And Quality.
Yoeti, O. A. (2001). Ilmu Pariwisata: Sejarah, Perkembangan Dan Prospeknya. Jakarta: Pertja.